MEMAHAMI MAQASHID ASY-SYARIAH PADA AYAT RADHA’AH PERSPEKTIF KEADILAN GENDER

Authors

  • Siti Rohmatul Ummah STAI Pancawahana Bangil

DOI:

https://doi.org/10.33474/jas.v3i1.11057

Abstract

Abstrak

 

Perintah pemberian ASI merupakan salah satu bentuk pemeliharaan terhadap bayi. Dalam istilah fikih, pemberian ASI diatur dalam hukum radha’ah. Salah satu dasar pelaksanaan radha’ah adalah ayat 233 surat al-Baqarah (2). Selain menjelaskan perintah menyusui, ayat ini juga mengandung perintah pemberian nafkah bagi ibu menyusui. Dengan maksud mengungkap tujuan syariat yang tersirat dalam perintah di ayat ini dan hubungan tujuan tersebut dengan keadilan gender penelitian ini dilakukan dengan mengikuti kaidah penelitian kualitatif deskriptif yang menjabarkan konsep hasil pembacaan, pengumpulan dan analisis data yang bersumber pada data di perpustakaan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dalam ayat ini penggunaan panggilan umum bagi ayah, ibu dan anak bertujuan untuk menyatakan bahwa kewajiban memberi dan hak menerima ASI berlaku secara umum bagi semua orang tanpa membedakan gendernya. Hasil lain yang peneliti dapat disini adalah bahwa dalam kegiatan pemberian ASI terdapat kelima jaminan perlindungan yang disebut sebagai maqashid asy-syari’ah paling penting. Dari kaca mata keadilan gender, kandungan ayat ini berhasil memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing gender secara adil tanpa memihak salah satu di antara keduanya.

 

Kata Kunci : Maqashid asy-syari’ah, Ayat radha’ah, dan Keadilan gender.

 

Abstract

The order for breastfeeding is a form of caring for the baby. In fiqh terms, breastfeeding is regulated in the law of radha'ah. One of the bases for implementing radha'ah is verse 233 surah al-Baqarah (2). Apart from explaining the commandment for breastfeeding, this verse also contains instructions for providing support for breastfeeding mothers. To reveal the objectives of the Shari'a implied in the commands in this verse and the relationship between these goals and gender justice, this research was conducted by following the principles of descriptive qualitative research which outlines the concept of reading, collecting, and analyzing data sourced from data in the library. The results of this study explain that in this verse the use of general calls for father, mother, and child aims to state that the obligation to give and the right to receive breastfeeding applies in general to all people regardless of gender. Another result that the researchers got here is that in the activity of breastfeeding there are five guarantees of protection which are called the most important objectives of the Shari'a. From the point of view of gender justice, the content of this verse succeeds in giving a task that is regarding the abilities and conditions of each gender fairly without taking sides with either of the two.

Keywords: The objectives of the Shari'a, Verse of radha’ah, and Gender justice.

References

Agida, T. E., Akaba, G. O., Ekele, B. A., dan Isah, D. (2016). Practice Of Healthy Timing And Spacing Of Pregnancy (HSTP), Experience From Alow Resource Seting. Trop J Obstet Gynaecol. 33 (1) April 2016. 57-63. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/330183725

Ali, A., dan Muhdlor, A.Z. (2006). Kamus Kontemporer Al-’Ashri. Krapyak: Multi Karya Grafika.

Al-Albani, M. N. (2020) Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah. (A.M. Basalamah, Terjemahan). Jakarta: Gema Insani.

Al-Alusi, M. Sy. (1994). Ruhul ma’any fi Tafsiril Qur’anil ‘Adhimi was Sab’il Matsany. Beirut: Dar Ihya’ Turats Araby.

Al-Badawy, Y. A. M. (2012). Maqashid Asy-Syari’ah ‘Inda Ibni Taimiyah. Riyad: Dar Al Somaie.

Al-Jaziry, A. R. (2004). Al-Fiqhu ‘Ala Madzahibil Arba’ati. Kairo: Dar El-Hadith.

Al-Khalil, I. A. A. (2003). Kitabul ‘Ain. Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah

Az-Zuhaily, W. (2009). Al-Fiqhul Islamy Wa Adillatuhu. Damaskus: Dar Al-Fikr.

Chomaria, N. (2020). Filosofi Payudara dan ASI. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Departemen Agama RI. (2009). Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: Sygma Examedia Arkanleema.

Habibah, U. (2018). Jam’u Taksir Wa Waznuhu Fi Suratil Baqarah. (Skripsi, UIN Alaudin, 2018) diakses dari http://repositori.uin-alauddin.ac.id/12326/1.

Haqqah, A. A. (2007). Mu’jam An-Nafais al-Wasith. Beirut: Dar An-Nafaes.

Ismail, H. (2018). Syariat Menyusui dalam Al-Qur’an (Kajian Surat Al-Baqarah Ayat 233). Jurnal At-Tibyan. Vol 3. No. 1. Juni 2018. 56-68. diakses dari http://media.neliti.com

Jamil, Sh. M. (1993) Hasyiatush Shawy ‘Ala Tafsirl Jalalaini Mudzilan bi Lubabin Nuqul fi Asbabin Nuzul Lis Suyuthi. Surabaya: Al-Hidayah.

Mutakin, A. (2017). Teori Maqashid al Syari’ah dan Hubungannya dengan Metode Istinbath Hukum. Kanun Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 19. No. 3. Agustus 2017. 547-570. diakses dari http//jurnal.unsyiah.ac.id/kanun/7968/7278

Nefy, N., Lipoeto, N. I., Edison. (2019). Implementasi Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan di Kabupaten Pasaman 2017. Media Gizi Indonesia. 14(2). 186-196. Diakses dari https://doi.org/10.204736/mgi.v.14i2.186-196

Subhan, Z. (2015). Al-Qur’an dan Perempuan; Menuju kesetaraan gender dalam Penafsiran. Jakarta: Kencana.

Sutomo, B., dan Anggraini, D.Y. (2010). Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia Pustaka.

Thanthawy, M. S. (2007). At-Tafsir al-Wasith Lil Qur’anil Karim. Kairo: Dar Sa’adah.

Tim Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Umar, N. (2010) Argumen Kesetaraan Gender. Jakarta: Dian Rakyat.

Utsaimin, M. B. S. (2007). Fiqhul Mar’atil Muslimati Minal Kitabi Was Sunnati. Alexandria: Dar Al-Akida.

Wahyutri, E., Saadah, N., Kulsum, U,. Purwanto, E. (2020). Menurunkan Resiko Prevalensi Diare dan Meningkatkan Nilai Ekonomi Melalui ASI Eksklusif. Surabaya: Scopindo.

Published

2021-06-10

How to Cite

Ummah, S. R. (2021). MEMAHAMI MAQASHID ASY-SYARIAH PADA AYAT RADHA’AH PERSPEKTIF KEADILAN GENDER. Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS), 3(1), 16–32. https://doi.org/10.33474/jas.v3i1.11057