Internalisasi Toleransi pada Lembaga Pendidikan (Studi Kasus di SMKN 1 Grogol Kediri)

Authors

  • Mohammad Irmawan Jauhari Sekolah Tinggi Agama Islam MAARIF Kendal Ngawi

DOI:

https://doi.org/10.33474/multikultural.v4i1.6716

Abstract

Penelitian tentang internalisasi toleransi pada lembaga pendidikan penting dilakukan sebagai salah satu cara deradikalisasi kaum muda dan membuat mereka lebih toleran terhadap sesama. Internalisasi toleransi jika dilihat dari taksonomi Bloom memberikan gambaran di wilayah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian menyebutkan, domain kognitif siswa SMKN 1 Grogol Kediri terkait materi toleransi, mereka memiliki basic kognitif yang baik dikarenakan proses pembelajaran yang baik dan memiliki bekal pengalaman bertoleransi dalam lingkungan yang majemuk. Domain afektif, para guru memberikan pengakuan terhadap siswa akan rasa nyaman pada minoritas, sehingga semua murid dengan latar belakang yang berbeda (horisontal dan vertikal) bisa berkembang menjadi lebih baik. Domain psikomotorik mengedepankan adanya pembiasaan dan keteladanan. Siswa SMKN 1 Grogol Kediri dibiasakan untuk bertoleransi, menghargai perbedaan, dan mendapatkan keteladanan dari para gurunya. Baik ketika bergaul dengan sesama maupun dengan orang lain. Sebagai rekomendasi penelitian yang akan datang, bullying merupakan persoalan tersendiri. Di satu sisi ia jelas sikap anti toleran, namun di sisi lain, ia adalah bentuk pergaulan para siswa.

Kata kunci: internalisasi, toleransi, afektif, perbedaan                     


Research on internalizing tolerance in educational institutions is important as one way to de-radicalize young people and make them more tolerant of others. Internalization of tolerance when viewed from Bloom's taxonomy provides an overview in the cognitive, affective, and psychomotor areas. The results of the study mentioned, the cognitive domain of students at SMK 1 Grogol Kediri related to tolerance material, they have a good cognitive basis because of a good learning process and have a stock of tolerant experiences in a plural environment. In the affective domain, teachers give recognition to students about being comfortable with the minority, so that all students with different backgrounds (horizontal and vertical) can develop better. The psychomotor domain emphasizes habit and exemplification. Students of SMK 1 Grogol Kediri are accustomed to tolerating, respecting differences, and getting an example from their teachers. Good when hanging out with others and with others. As a recommendation for future research, bullying is a problem in itself. On the one hand he is clearly anti-tolerant, but on the other hand, he is a form of association of students. internalization, tolerance, affective, difference

Keywords: internalization, tolerance, affective, difference

References

Abin Syamsuddin Makmun, 1998, Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Al Rasyidin dan Wahyudin Nur Nasution, 2011, Teori Belajar dan pembelajaran, Medan: Perdana Publishing.

Dirman dan Cicih Juarsih, 2002, Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajar yang Mendidik, Seri Peningkatan Kompetensi Guru dalam rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa, Jakarta:Rineka Cipta.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya

George R., 2012, Teori Sosiologi, Dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Terakhir Postmodern, Pustaka Pelajar: Jakarta.

Haidar Putra Daulay, 2004, Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana.

Jack. C. Richards, 1999, Longman Dictionary of Language Teaching and Appied Linguistics, Kualalumpur: Longman Group.

John W. Creswell, 2014, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset:Memilih diantara lima pendekatan, Jogjakarta:Pustaka Pelajar.

Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, 2013, Qualitative Data Analysis A Mehods Sourcebook, ed 3, LA:Sage.

Muhibbin Syah, 2005, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:Remaja Rosdakarya.

Noeng Muhadjir, 2007, Metodologi Keilmuan: Paradigma Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Rake Sarasin.

Pierre Bourdieo, 2010, Arena Produksi Kultural, Sebuah Kajian Sosiologi Budaya, terjemahan, Kreasi Wacana, Bantul.

Sanapiah Faisal, 1990, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang: YA3.

Suryanto, 2015, Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung:Pustaka Setia.

Sukardi, 2005, Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara.

S. Nasution, 2003, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito.

William F. O’neil, 2008, Ideologi-Ideologi Pendidikan, pen. Omi Intan Naomi, Yogjakarta:Pustaka Pelajar.

WS Winkel, 2009, Psikologi Pengajaran, Jogjakarta:Media Abadi.

W. Mantja, 2003, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan, Malang: Winaka Media.

Yatim Riyanto, 2001, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : SIC.

Downloads

Published

2020-05-02

Issue

Section

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL