POTENSI DAN PERMASALAHAN SEKTOR PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI KECAMATAN GOLEWA BARAT

Authors

  • Christianus Ngiso Bhae Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa
  • Jean Nihana Manalu Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa
  • Wihelmina Loda Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa

DOI:

https://doi.org/10.33474/rekasatwa.v3i2.13956

Keywords:

Kecamatan Golewa Barat, Perekonomian lokal, Basis, Non basis, dan Pemerintah daerah

Abstract

 

Kecamatan Golewa Barat yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 18.327 Jiwa dengan luas wilayah 94.21 Km2merupakan daerah yang masih berstatus daerah berkembang (BPS Kabupaten Ngada 2018). Status daerah berkembang yang dimiliki oleh daerah ini didukung dengan tingkat rataan nilai Indeks Pembangunan Desa (IPD) dari setiap desa yang hanya mencapai 50% sehingga masih terdapat status daerah tidak mandiri dan tertinggal (BAPPENAS 2014 dalam Kemendesa 2017).  Potensi beberapa sektor yang dimiliki oleh  Kecamatan Golewa Barat dapat menambah perekonomian lokal. Perekonomian lokal terdiri dari dua sektor, yaitu basis dan non-basis.Sektor basis yaitu kegiatan perekonomian dapat memasarkan barang dan jasa ke luar batas daerah perekonomian, sedangkan sektor non-basis hanya dapat menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat di wilayah daerah tersebut.Kemajuan sektor basis pada suatu daerah dapat menunjang perkembangan suatu daerah (Glasson 1977 dalam Hartarto 2016).Dukungan pemerintah daerah, sektor wisata dan aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang sangat dibutuhkan dalam menciptakan pembangunan daerah yang mensejahterakan masyarakat (Kusdiana et al. 2007; Monica et al. 2017). 

References

[Badan Pusat Statistik] BPS Kabupaten Ngada.2018. Kecamatan Golewa Barat dalam Angka.Katalog BPS: 1102001.5312032.

Adisasmita R. 2006. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 2011. Petunjuk teknis budidaya wortel. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Firman A, Nono OH. 2019. Penentuan wilayah-wilayah unggulan pengembangan ternak besar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pemikiran Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 5(2): 327-337.

Hartarto RB. 2016. Identifikasi potensi ekonomi Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. 17(1): 16-21.

Ilham N. 2001. Analisis penawaran dan permintaan daging sapi di Indonesia.Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.385-403.

Kemendesa. 2017. Kabupaten Ngada. http://rpkp.org/kab-ngada/. (Diakses pada tanggal 12 Februari 2020.

Kusdiana, Didik, Wulan C. 2007. Analisis daya saing ekspor sektor unggulan di Jawa Barat.Jurnal Trikonomika Fakultas Ekonomi UNPAS. 6(1).

Lusminah.2008. Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditi Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Cilacap.Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Mendo A, Kapa MMJ, Herewila K. 2019. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi arabika Bajawa Kabupaten Ngada. Buletin Ilmiah IMPAS. 20(2): 1-9.

Monica CA, Marwa T, Yulianita A. 2017. Analisis potensi daerah sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah di Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 15(1): 60-68.

Mulyani A, Nursyamsi D, Las I. 2014. Percepatan pengembangan pertanian lahan kering iklim kering di Nusa Tenggara. Pengembangan Inovasi Pertanian. 7(4): 187-198.

Nisa H. Analisis Potensi dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Noywuli N. 2020. Potensi sumberdaya dan teknik budidaya bambu Ngada untuk fungsi DAS Aesesa Flores yang berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian VII.254-270.

Prihantiwi S, Mardikanto T, Wibowo A. 2016. Peran penyuluh pertanian dalam pengembangan sistem agribisnis kubis.Agritexts. 40(2): 145-158.

Soemarno D, Muwardi S, Maspur, Prayuginingsih H. 2009. Peningkatan nilai tambah pengolahan kopi arabika metode basah menggunakan model kemitraan bermediasi (Motramed) pada unit pengolahan hasil di Kabupaten Ngada – NTT.Pelita Perkebunan. 25(2): 38-55.

Subagio H, Aqil M. 2013. Pemetaan pengembangan varietas unggul jagung di lahan kering iklim kering.Seminar Nasional Serelia.11-19.

Sudkada IK, Subrata IW, Suarta IG. 2016. Potensi ternk sapi potong, sapi perah dan kerbai sebagai penghasil daging di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Majalah Ilmiah Peternakan. 19(3): 101-104.

Soekartawi. 1990. Prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan. CV Rajawali. Jakarta.

Sudaryanto, T. dan E. Basuno., 2002. Peran Teknologi Pertanian Partisipatif dalam Meningkatkan Diversifikasi Produksi Pangan Spesifik Lokasi. Analisis Kebijakan: Pendekatan Pembangunan dan Kebijaksanaan Pengembangan Agribisnis Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Salemba Empat.

Jakarta.

Todaro MP. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Wea EDN, Luruk MY, Lole UR. 2020. Strategi pengembangan usaha ternak babi program perak di Kabupaten Ngada.Jurnal Peternakan Indonesia. 22(2): 218-227.

WWF-Indonesia. 2020. Tender Penilaian Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) Pengelolaan Bambu Lestari di Kabupaten Ngada, NTT. https://wwf.id/publikasi/tenderpenilaian-kawasan-bernilai-konservasi-tinggi-kbkt-pengelolaan-bambu-lestari-dikabupaten-ngada-ntt. (Diakses pada tanggal 19 Februari 2020).

Downloads

Published

2021-12-31

How to Cite

Bhae, C. N., Manalu, J. N., & Loda, W. (2021). POTENSI DAN PERMASALAHAN SEKTOR PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI KECAMATAN GOLEWA BARAT. REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan, 3(2), 87–97. https://doi.org/10.33474/rekasatwa.v3i2.13956