Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Pola Perilaku Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Setelah Penyuluhan Pola Aktivitas Fisik Pada Pendidik dan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi di Malang

Authors

  • Eldina Afniasari Putri Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang
  • Rizki Anisa
  • Erna Sulistyowati

DOI:

https://doi.org/10.33474/jki.v8i2.8873

Keywords:

penyuluhan kesehatan, tingkat pengetahuan, aktivitas fisik, diabetes melitus tipe 2

Abstract

Pendahuluan: Sedentary life style merupakan salah satu faktor risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2 (DMT-2) yang dapat dikendalikan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu pada penelitian ini diadakan penyuluhan kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta merubah pola perilaku aktivitas fisik yang lebih sehat dan bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit DMT-2.

Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan one group pre test and post test design. Responden adalah pendidik dan tenaga kependidikan Perguruan Tinggi di Malang yang berusia ³40 tahun dan tidak menderita diabetes melitus. Pengambilan data menggunakan instrumen soal pre test – post test untuk menilai tingkat pengetahuan dan kuesioner GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire) untuk menilai perilaku aktivitas fisik. Sedangkan penyuluhan kesehatan sebagai intervensi. Analisa data kuantitatif menggunakan Wilcoxon test dan Sign test. Pada uji ini nilai p adalah signifikansi, dikatakan bermakna bila p<0,05.

Hasil: Terdapat peningkatan rerata nilai pre test (61,75 ± 12,58) ke rerata nilai post test (77,25 ± 12,40) yang memiliki signifikansi (p 0,000). Jumlah responden sebanyak 40 orang yaitu 20 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, dimana 19 orang mengalami peningkatan aktivitas fisik dengan signifikansi (p 0,000). Usia dan pekerjaan diketahui tidak memiliki perbedaan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku aktivitas fisik. Sedangkan jenis kelamin memiliki perbedaan dengan perilaku aktivitas fisik sebelum penyuluhan, namun tidak memiliki perbedaan setelah diberikan penyuluhan.

Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mengenai DMT-2 dan pentingnya melakukan aktivitas fisik setelah penyuluhan kesehatan sehingga meningkatkan pola perilaku aktivitas fisik sebagai upaya pencegahan DMT-2.

References

Zamroni, Mohammad. Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya Terhadap Kehidupan. Yogyakarta : Jurnal Dakwah. 2009. 10.2 :195-199.

Abadini, D dan Wuryaningsih, C.E. Determinan Aktivitas Fisik Orang Dewasa Pekerja Kantoran di Jakarta Tahun 2018. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2019. 14.1:15-28.

Nurayati, L dan Adriani, M. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Journal of Amerta Nutrition. 2017. 1.2: 80-87.

World Health Organization. Diabetes Facts Sheet. 2018. (diunduh Februari 2020). Tersedia dari: http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes.

Trisnawati, S.K., dan Setyorogo, S . Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jakarta : Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2013. 5.1: 6-10.

Goenawan, H., Tarwan, V.M., Sylviana, N., Nurhayati, T., Fatimah, S.N., Lesmana., et al. Gambaran Pengetahuan Tentang Pentingnya Aktivitas Fisik Sebagai Pencegah Sindrom Metabolik Pada Staf Perguruan Tinggi di Jawa Barat. Bandung: Jurnal Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran. 2018. 2.4 : 1-3.

Nurmalitta, Esty Dwi. Hubungan Antara Aktivitas Fisik pada Siswa-siswi Overweight dengan Kualitas Hidup di SMA Negeri 1 Jember. Jember: Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Jember. 2017.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. 2011.

Sugiono, S. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. 2012.

Syahdrajat, Tantur. Panduan Penelitian Untuk Skripsi Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Rizky Offset. 2019.

Wardani, N.I.I., Rejeki, D.S.S dan Masfiah, S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan kader kesehatan tentang thalassaemia di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Kesmas Indonesia: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat. 2014. 6.3: 194-206.

Budiman, Riyanto Agus. Kapita selekta kuesioner pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 2013. 66-69.

Riskawati, Y.K., Prabowo, E.D dan Al Rayid, H. Tingkat Aktivitas Fisik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Tahun Kedua, Ketiga, Keempat. Jurnal Kesehatan FKUB. 2018. 5.1: 27-32.

Asfar, A.M.I.T., Asfar, A.M.I.A dan Halamury, M.F. Teori Behaviorisme. Makasar: Program Doktoral Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Makassar. 2019.

Suwaryo, P.AW dan Yuwono, P. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor. URECOL. 2017. 305-314.

Ifada, I. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Pelayanan Kesehatan Mata. PhD Thesis. Faculty of Medicine. 2010.

Ahmad, F. Rahayu, M. A., Putri, A. L. A., Ulfani, A. R., Siti, Z., & Wijayanti, E. Hubungan Status Pekerjaan dengan Aktivitas Fisik pada Keluarga Binaan di Desa Pangkalan RT 09/03 Kecamatan Teluk Naga dan Desa Kemuning RT 11/03 Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Jurnal Kesehatan Pharmamedika. 2019. 11.1.

Azria, C.R dan Huznah, H. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita Kota Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2016. 16.2: 88-94.

Kusumawardani, E., Akhaesi, N. dan Hardian, H. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan praktik ibu dalam pencegahan demam berdarah dengue pada anak. 2012. PhD Thesis. Fakultas Kedokteran.

Waryana. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika. 2016.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.

Anandika, Widya dan Hidayat, A. Penyuluhan terhadap Perilaku Stimulasi Tumbuh Kembang pada Ibu di PAUD Tapak Dara Bangunjiwo Kasihan Bantul. 2015. PhD Thesis. STIKES'Aisyiyah Yogyakarta.

Abraham, Charles dan Sheeran, P. The Health Belief Model. Predicting health behaviour. 2005. 2: 28-80.

Yaumi, Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2013.

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008

Downloads

Published

2020-09-24