Tanggap rabies tepat dan cepat pada siswa sekolah dasar

Authors

  • Nancy Diana Foeh Universitas Nusa Cendana
  • Maria Aega Gelolodo Universitas Nusa Cendana
  • Larry Toha Universitas Nusa Cendana
  • Meity Laut Universitas Nusa Cendana
  • Astrid Sau Universitas Nusa Cendana
  • Melita Baru Universitas Nusa Cendana
  • Matheus Dede Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.33474/jp2m.v5i3.21885

Keywords:

anjing, kucing, rabies, sekolah dasar, zoonosis

Abstract

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonotik yang disebabkan oleh virus Lyssavirus, family Rhabdoviridae. Rabies ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (HPR) yaitu anjing, kucing, kera dan kelelawar, yang menyerang sistem saraf pusat. Dua kabupaten di NTT yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Sikka dan Timor Tengah Selatan, dengan kasus 3.437 jiwa. Kegiatan sosialisasi diikuti oleh 149 siswa SDK Sta. Maria Assumpta kelas V, Dosen dan Mahasiswa Koasistensi PS Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Undana. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang rabies. Model pendekatan metode pengabdian yang diambil adalah Asset Based Community Development, dengan elemen kunci dari metode ini yaitu: 1) pengindentifikasian aset komunitas, 2) keterlibatan komunitas, 3) penguatan kekuatan lokal, dan 4) Kolaborasi kemitraan. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan melalui komunikasi dua arah antara pemateri dengan anak-anak melalui bantuan video animasi, power point materi, pamflet, spanduk, stiker, banner, dan dilanjutkan dengan beberapa jenis games seperti mencari kata, pesan berantai dan mewarnai. Hasil pengabdian dari games mencari kata diikuti 5 kelompok, beranggotakan 5 orang dimana waktu tercepat penyelesaian games adalah 2 menit dan terlama 5 menit; pada pesan berantai terdapat 2 dari 6 kelompok yang mampu menyampaikan pesan secara utuh dan tepat. Sedangkan kegiatan mewarnai diikuti oleh 15 siswa, dengan waktu 10 menit. Siswa menyelesaikan kegiatan mewarnai tepat waktu. Hasil keseluruhan kegiatan menunjukkan hasil yang baik, terlihat melalui sikap antusias yang tinggi dari peserta dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan permainan yang diberikan secara tepat dan cepat. Persentase tingkat partisipasi siswa dapat dikatakan 100% dengan keikutsertaan dan sikap antusias sampai dengan berakhirnya kegiatan.

References

Agustina, I. G. E. P., & Adnyana, L. (2015). Studi Awal Gambaran Pengetahuan Dasar dan Sikap Wisatawan Backpacker Mancanegara di Bali Mengenai Resiko Infeksi Rabies. E-Jurnal Medika Udayana, 4(10), 1–13.

Kementrian Pertanian, [FAO] Food and Agriculture Organization, & [WAP] World Animal Protection. (2019). Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia (P. P. Suseno, A. Jatikusumah, & W. F. Husein, Eds.; Edisi Pertama). https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15586

Lubis, H. Z., Fadila, R., Mastina, M., Daulay, F., & Fadhillah, N. (2022). Stimulasi Kegiatan Mewarnai untuk Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal PEMA Tarbiyah, 1(1), 11–19. http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/pematarbiyah

Murtini, Kassaming, Rustam, H. K., & Sudirman. (2022). Peninjauan Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pencegahan Terhadap Penyakit Rabies di Soppeng. Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 12(2), 52–60. https://www.ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/article/download/1972/1729

Parwis, M., Reza Ferasyi, T., Hambal, M., Dasrul, Razali, & Novita, A. (2016). Kajian Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat dalam Mewaspadai Gigitan Anjing sebagai Hewan Penular Rabies (HPR) di Kota Banda Aceh. Jurnal Medika Veterinaria, 10(1), 17–22. https://jurnal.usk.ac.id/JMV/article/download/4030/3629

Permatananda, P. A. N. K., Cahyawati, P. N., Aryastuti, A. A. S. A., & Lestarini, A. (2022). Upaya Pencegahan Rabies di Desa Taman, Bali. ABDISOSHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sosial Dan Humaniora, 1(3), 357–363. https://doi.org/10.55123/abdisoshum.v1i3.985

Putri, S. R., & Setiyono, A. (2020). Pengendalian Penyakit Rabies melalui Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada Masyarakat di Kota Padang (Rabies Disease Control through Media of Communication, Information, and Education to the Community in Padang City). Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat Maret, 2020(2), 182–186. https://core.ac.uk/download/pdf/322554895.pdf

Rahma, Z. (2019). Penerapan Permainan Bisik Berantai Untuk Mengembangkan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di KB Tunas Harapan Tanjung Bintang Lampung Selatan [Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung]. http://repository.radenintan.ac.id/8086/1/SKRIPSI%20ZAHRA.pdf

Suni, N. S. P. (2023). LONJAKAN KASUS RABIES DI INDONESIA. Isu Sepekan, Pusat Analisis Keparlemenan Badan Keahlian Setjen DPR RI. https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/isu_sepekan/Isu%20Sepekan---III-PUSLIT-Juni-2023-1957.pdf

Suyasa, I. N. G., Jana, I. W., & Sarihati, I. G. A. D. (2012). Presepsi Masyarakat Tentang Penyakit Rabies Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis (GIS) Di Kabupaten Badung. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(1), 1–8. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1587/1/GIS%20sarihati%20jkl12.pdf

Syahfitri, R. I. (2023). Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Pencegahan Penyakit Rabies. PubHealth Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(1), 48–53. https://doi.org/10.56211/pubhealth.v2i1.310

Tanzil, K. (2014). Penyakit Rabies dan Penatalaksanaaanya. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan, 1(1), 61–67. www.nicd.ac.za/rabies

Downloads

Published

2024-07-30

How to Cite

Foeh, N. D., Gelolodo, M. A., Toha, L., Laut, M., Sau, A., Baru, M., & Dede, M. (2024). Tanggap rabies tepat dan cepat pada siswa sekolah dasar. Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M), 5(3), 638–646. https://doi.org/10.33474/jp2m.v5i3.21885