KAJIAN ISLAM TERHADAP SILA KEDUA DALAM PANCASILA SEBAGAI PENJAGA MULTIKULTURALISME

Authors

  • Sulistyani Eka Lestari Pengurus AP-HTN/HAN Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.33474/multikultural.v3i2.4759

Abstract

Pancasila sudah lama menjadi ideologi bangsa Indonesia. Meskipun demikian, masih banyak subyek bangsa ini yang tidak menempatkannya sebagai ideologi. Mereka menunjukkan sikap dan perilaku yang berlawanan dengan ideologi. Salah satu sila dalam Pancasila yang dilanggar atau dilecehkannya adalah sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab). Bentuk perbuatan yang ditunjukkan dengan melecehkan sila kedua dari Pancasila ini adalah radikalisme baik secara individual maupun kelompok. Pancasila sebagai penjaga multikulturalisme hanya disikapi sebagai kumpulan teks yang tidak bermakna.

Kata kunci: Pancasila, ideologi, radikalisme, multikulturalisme, Islam       

 

Pancasila has long been the ideology of the Indonesian. Even so, there are still many subjects of this nation that do not place it as an ideology. They show attitudes and behaviors that are contrary to the ideology. One of the principle in Pancasila that was violated or abused was the second principle (fair and civilized humanity). The form of deeds shown by insulting the second principle of the Pancasila is radicalism both individually or in groups. Pancasila as the guardian of multiculturalism is only addressed as a collection of meaningless texts.

Keywords: Pancasila, ideology, radicalism, multiculturalism, Islamic

References

Abdul Wahid, Sunardi, Dwi Ari Kurniawati, 2017, Kebinekaan dalam Perspektif Islam, Jakarta: Nirmana Media.

Ari Tri Soegiti, dkk, 2016, Pendidikan Pancasila, Semarang: Unnes Press.

Bagir Manan, 2003, Teori dan Politik Konstitusi, Yogyakarta: FH UII Press.

Bambang Satriya, 2016, Filsafat Pancasila, Jakarta: Nirmana Media.

Farhan Abrori, 2016, Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (Perspektif Multidimensi), Jakarta: Hilamcom

Kansil dan Christin S.T Kansil, 2005, Modul Pancasila dan Kewarganegaraan, Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Laboratorium Pancasila IKIP Malang, 1997, Refleksi Pancasila dalam Pembangunan Surabaya: Usaha Nasional.

Mahfud MD, 2011, Pancasila Sebagai Tonggak Konvergensi Pluralitas Bangsa, Sarasehan Nasional 2011 “Impelementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menegakkan Konstitusionalisme Indonesia, Yogyakarta dan Jakarta: UGM dan MKRI, 2011.

Mahfud MD, 2009, dalam “Ceramah Kunci Ketua Mahkamah Konstitusi Pada Kongres Pancasila Pada Tanggal 30 Mei 2009â€, Agus Wahyudi, Rofiqul Umam Ahmad, Saldi Isra, Sindung Tjahyadi, dan Yudi Latif (ed), Proceeding Kongres Pancasila: Pancasila Dalam Berbagai Perspektif, Jakarta: Sekjend dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.

Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998, Ilmu Perundang-undangan: Dasar-dasar dan Pembentukannya, Yogyakarta: Kanisius.

Maulana Arafat Lubis, 2018, Pembelajaran PPKN, Yogyakarta: Samudra Biru.

M. Noor Syam, 2000, Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia (Wawasan Sosio-Kultural, Filosofis dan Konstitusional), edisi II, Malang: Laboratorium Pancasila.

Muladi dan Diah Sulistyani, 2013, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Bandung: PT Alumni.

Riduan Syahrani, 2011, Rangkuman intisari Ilmu Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Satjipto Rahardjo, 2009, Pendidikan Hukum Sebagai Pendidikan Manusia, Yogyakarta: Genta Publishing

Teguh Prasetyo, 2015, Keadilan Bermartabat, Perspektif Teori Hukum, Bandung: Nusamedia.

Teguh Prasetyo dan Abdul Hakim Barkatullah, 2012, Filsafat Teori dan Ilmu Hukum, Jakarta: Rajawali Pers

Teguh Prasetyo, Ari Pornomosidi, 2014, Membangun Hukum Hukum Berdasar Pancasila, Bandung: Nusa Media.

Tobroni dkk., 2007, Pendidikan kewarganegaraan Demokrasi, HAM, Civil Society dan multikulturalisme, Malang: Pusapom.

Yopi Gunawan, Kristian, 2015, Perkemangan Konsep Negara Hukum dan Negara Hukum Pancasila, Bandung: Refika Aditama.

Downloads

Published

2019-08-20

Issue

Section

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL