PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTURAL DALAM INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DI LABAN

Authors

  • Abdulloh Arif Mukhlas STAI Al-Azhar

DOI:

https://doi.org/10.33474/multikultural.v4i2.7398

Abstract

Penelitian tentang Pendidikan Agama Islam Multikultural dalam hubungan interaksi sosial masyarakat multikultural di Laban ini menggambarkan tentang interaksi sosial masyarakat Laban yang memiliki nilai pendidikan terhadap anak-anak dan generasi penerus.Temuan dalam penelitian ini adalah; 1) adanya pembentukan karakter multikultural masyarakat Laban melalui kebiasaan meniru tradisi yang berlaku dari nenek moyang dan meniru apa yang dilakukan dan diperintahkan orang tua. 2) belum terdapat keseimbangan antara pembelajaran literal/tekstual, dengan kontekstual. Dari temuan tersebut, dapat diambil pelajaran dalam pengembangan teori pendidikan sebagai berikut: 1) multikulturalisme dalam karakter masyarakat akan lebih baik jika lebih sering mengadakan kegiatan interaksi sosial bersama. 2) perlu adanya keseimbangan antara teks dan konteks untuk menghasilkan pendidikan yang moderat. Karena pendidikan yang dilaksanakan melalui pengalaman dan pemberian contoh dari realitas akan menghasilkan pengertian yang realistis, namun belum terdapat penjelasan yang rinci. Sedangkan pengembangan pendidikan yang dilaksanakan melalui pemahaman dan penyampaian materi sesuai literatur akan menghasilkan pengetahuan teoritis, belum menjamin sesuai dalam implementasinya dalam realita.

Kata kunci: pendidikan, agama Islam, multikultural, interaksi sosial


The study of Multicultural Islamic Education in the multicultural society’s social interaction relationship in Laban illustrates the social interactions of the people of Laban which have educational values of children and succeding generations. The findings of this study are; 1) the existance of the multicultural character of the people of Laban through the habit of imitating the prevailing traditions of ancestors and imitating what parents do and commanded. 2) there is no balance between literal / textual with contextual learning. From these findings, can be taken lesson in the education theory as follows: 1) multiculturalism in the character of society will be better if more often conduct social interaction activities. 2) There is a need for a balance between text and context to produce moderate education. Because the education that is conduct through experience and giving examples of reality will produce a realistic understanding, but there is no detailed explanation yet. Meanwhile, the development of education conducted through the understanding and delivery of material according to the literature will generate theoretical knowledge, has not guaranteed appropriate in its implementation in reality.

Keywords: education, Islam, multiculturalism, social interaction

References

Ahmadie Thoha, 2011, Muqaddimah Ibn Khaldun, terjemah. Jakarta: Pustaka Firdaus.

John W. Creswell, 2013, Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khairuman, 2014, Model Pendidikan Inklusif, Jakarta: Mahisa Media Utama.

Lexy J Moleong, 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarta.

Moh Yamin, Vivi Auliya. 2011, Meretas Pendidikan Toleransi, Plurasisme dan Multikulturalisme Keniscayaan Peradaban. Malang: Madani Media.

Muhaimin. 2009, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhammad Tholchah Hasan, 2016, Pendidikan Multikultural Sebagai Opsi Penanggulangan Radikalisme. Malang: Lembaga Penrbitan UNISMA.

Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen. 1998, Qualitative Research for education: An Introduktion to Theory and Methods. Boston: Alyn and Bacon, Inc.

Sugiono. 2007, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RAD. Bandung: Alfabeta.

Yaya Suryana dan A Rusdina. 2015, Pendidikan Multikultural, Konsep, Prinsip dan Implementasi. Bandung: Pustaka Setia.

Downloads

Published

2020-08-13

Issue

Section

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL