Gambaran pengetahuan siswa tentang peranan tikus sebagai hewan penular leptospirosis
DOI:
https://doi.org/10.33474/jipemas.v5i3.14124Keywords:
leptospirosis, tikus, siswa, pengetahuanAbstract
Hubungan yang tercipta antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan dapat memberikan dampak positif maupun negatif seperti terjadinya penyebaran penyakit zoonosis. Leptospirosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang dianggap penting keberadaannya. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan karena adanya bakteri Leptospira sp. yang disebarkan melalui urine hewan yang terinfeksi. Hewan yang dapat menyebarkan bakteri Leptospira sp. yaitu sapi, anjing, babi, dan tikus. Namun hewan yang menjadi sumber utama penularan penyakit leptospira adalah tikus. Penularan leptospirosis rentan terjadi melalui air. Anak-anak rentan tertular leptospirosis ketika bermain air saat musim hujan. MIS Al Huda berada di Desa Pucakwangi yang mana sering dijumpai tikus di lingkungan tersebut. Hal ini yang mendasari diadakannya sosialisasi peranan tikus sebagai hewan penular leptospirosis di MIS Al Huda. Dari data kuesioner didapatkan hasil pengetahuan dasar siswa mengenai leptospirosis sebesar 15,38% dari kelas 4, 23,78% dari kelas 5 dan 27,50% dari siswa kelas 6. Kemudian setelah dilakukan sosialisasi, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan siswa sebesar 83,08% pada siswa kelas 4, 66,18% pada siswa kelas 5 dan 69,98% pada siswa kelas 6.References
Agustin, E. H. (2018). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Leptospirosis di Kelurahan Sukaramai [Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara]. http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/568
Aziz, T., & Suwandi, J. F. (2019). Leptospirosis: Intervensi Faktor Resiko Penularan. Medical Journal of Lampung University, 8(1), 232–236. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2325
Dewi, H. C., & Yudhastuti, R. (2019). Faktor Risiko Kejadian Leptospirosis Di Wilayah Kabupaten Gresik (Tahun 2017-2018). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(1), 48–57. https://doi.org/10.30651/jkm.v4i1.2014
Fauziah, T. H., & Handayani, O. W. K. (2019). Program Pengendalian Leptospirosis di Kota Semarang. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 3(4), 612–624. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/higeia.v3i4.31039
Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kusuma, S., Yesica, R., Bagus Gde Rama Wisesa, I., Hermanto, J., Nurholizah, Y., & Widyaneni Trinastuti, M. (2021). Preliminary Study: Detection of Ecto and Endoparasites Among Wild Rats From Urban Area in Blimbing, Malang, East Java. Acta VETERINARIA Indonesiana, May, 95–101. https://doi.org/10.29244/avi...95-101
Kusumarini, S., Al Firdausi, S., Indasari, E. N., Sholekhah, S. S., Vandania, F., & Lazulfa, Z. I. (2020). Determination of elementary school students knowledge of soil-transmitted helminth infection with study of personal hygiene behavior in lamongan district, East Java, Indonesia. Veterinary Practitioner, 21(2), 479–483.
Kusumarini, S. R., Sholekhah, S. S., Vandania, F., & Lazulfa, Z. I. (2021). Gambaran pengetahuan dan penerapan personal hygiene siswa dalam upaya mencegah infeksi soil transmitted helminth (STH). Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 4(1), 134–143. https://doi.org/10.33474/jipemas.v4i1.9105
Patilaiya, H. La, & Rahman, H. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 2(2), 251. https://doi.org/10.30595/jppm.v2i2.2512
Pudjiatmoko. (2014). Manual Penyakit Unggas (2nd ed.). Subdit Pengamatan Penyakit Hewan Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Rejeki, D. S. S., Nurlela, S., & Octaviana, D. (2015). Pendidikan Kesehatan dan Penerapan Alat Pelindung Diri Dalam Upaya Pencegahan Leptospirosis di Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesmasindo, 7(2), 118–131. http://jos.unsoed.ac.id/index.php/kesmasindo/article/view/125
Shah, I. (2019). Leptospirosis. Pediatric Infectious Disease, 4(1), 4–8. https://doi.org/10.1002/9781119376293.ch131
Situmorang, P. R. (2017). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Leptospirosis di Lingkungan II Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Jurnal Ilmu Keperawatan Imelda, 3(2), 145–153. https://doi.org/https://doi.org/10.2411/jikeperawatan.v3i2.268
Tomczyk, S., Deribe, K., Brooker, S. J., Clark, H., Rafique, K., Knopp, S., Utzinger, J., & Davey, G. (2014). Association between Footwear Use and Neglected Tropical Diseases: A Systematic Review and Meta-Analysis. PLoS Neglected Tropical Diseases, 8(11). https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0003285
Wibisono, F. J., & Yanestria, S. M. (2016). Outbreak Leptospirosis dengan Vektor Tikus pada Daerah Rawan Banjir di Surabaya. Jurnal Kajian Veteriner, 4(2), 1–9. https://doi.org/https://doi.org/10.35508/jkv.v4i2.1015
Widjajanti, W. (2019). Epidemiologi, Diagnosis, dan Pencegahan Leptospirosis. Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases, 5(2), 62–68. https://doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.174
Yuliadi, B., Muhidin, & Indriyani, S. (2016). Tikus Jawa, Teknik Survei Di Bidang Kesehatan. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Farida Puspita Zuhria, Shelly Kusumarini R., Chandra Luki A., Frida Ayu Salsana B., Putri Dwi Lestari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
.